IMAGE 1

Refresing Mata Salah Satunya Dengan Melihat Suasana Alam

Image 2

Refresing Mata Salah Satunya Dengan Melihat Suasana Alam

Image 3

Refresing Mata Salah Satunya Dengan Melihat Suasana Alam

Image 4

Refresing Mata Salah Satunya Dengan Melihat Suasana Alam

IMAGE 5

Refresing Mata Salah Satunya Dengan Melihat Suasana Alam

Sabtu

Penghantaran impuls

a. Penghantaran impuls melalui sel saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat).Untuk berfungsi kembali, diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.

Energi yang digunakan berasal dari hasil penafsiran sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi, bila kekuatannya di atas ambang, maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

b. Penghantaran impuls pada sinapsis

Sistem saraf pada umumnya terdiri atas neuron-neuron individual yang tidak saling berhubungan. Hal ini memerlukan suatu mekanisme untuk menyalurkan pesan neural dari akson satu neuron ke dendrit atau badan sel neuron berikutnya, atau pada sambungan neuromuskular ke otot. Hubungan antara akson dari satu neuron dengan dendrit akson berikutnya disebut sinaps yang berasal dari bahasa yunani yang berarti hubungan. Pada sebagian besar sinaps terdapat celah selebar 20 nm yang memisahkan kedua membran plasma, impuls diteruskan melalui celah ini dengan transmiter zat kimiawi khusus yang disebut neurotransmiter.

Ada berbagai macam neurotransmiter, antara lain: asetilkolin yang terdapat di sinapsis seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dopamin dan serotonin terdapat di otak. Zat kimia ini disalurkan dari akson ke dendrit dengan cara difusi sederhana. Dekatnya jarak yang harus dilalui dan cepatnya difusi, menyebabkan cepatnya transmisi yang terjadi pada sinaps.

Secara fungsional sinaps sangat penting karena merupakan titik tempat diaturnya arus impuls yang melalui susunan saraf. Tidak semua impuls yang tiba di sinaps diteruskan ke neuron berikutnya. Dengan mengatur jalannya impuls melalui sistem saraf, sinaps menentukan respon manusia terhadap suatu rangsangan khusus. Sehingga sinaps merupakan “sakelar” dari sistem saraf.

Penyakit pada sistem reproduksi

Kelaina atau penyakit pada sistem reproduksi ada beberapa macam, antara lain:

1. Kanker Leher Rahim

Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang leher rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker (displasia ringan), displasia berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan menyebar. Pada stadium lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah senggama, pendarahan setelah menopouse dan keputihan atau keluar cairan kekuning- kuningan, berbau dan bercampur dengan darah.

2. Kanker Ovarium

Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang sudah menopouse (berumur 50 tahun ke atas).

3. Endometrosis

Endometrosis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita. Hal ini disebabkan oleh jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, seperti serviks atau vagina.

4. Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)

Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola dan infeksi.

5. Kanker Prostat

Kanker prostat adalah kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker ini menyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun ke atas.

6. Gonorhoe (kencing nanah)

Penyakit gonorhoe adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar

cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.

7. Sifilis (Raja singa)

Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.

8. Herpes Genitalis

Penyakit herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks. Gejala yang timbul adalah bintil-bintil berkelompok pada kemaluan, hilang dan timbul, akhirnya menetap seumur hidup.

9. Condiloma Accuminata

Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim.

10. Infertilitas

Infertilitas atau ketidaksuburan dapat terjadi pada pria atau wanita. Pada pria infertilitas terjadi karena adanya penyakit, seperti impotensi, ejakulasi dini, adanya sumbatan pada saluran sperma, adanya kelainan gerak sperma dan kerusakan testis. Sedangkan, pada wanita disebabkan oleh kelainan lendir leher rahim, adanya tumor, adanya sumbatan pada saluran telur, menstruasi tidak teratur dan karena obesitas.

Komponen Sistem Kekebalan Tubuh

Kemampuan sistem imun dalam memberikan respon pada penyakit tergantung pada interaksi yang komplek antara komponen sistem imun dan antigen yang merupakan agen- agen patogen atau agen penyebab penyakit. Antigen merupakan bahan-bahan asing yang masuk ke dalam tubuh. Jaringan dan organ yang berperan dalam sistem imun berada di bagian seluruh tubuh. Pada manusia dan mamalia lain, organ-organ pusat sistem imun adalah sumsum tulang.

Sumsum tulang yang ada dalam tulang mengandung sel- sel batang yang menghasilkan atau memproduksi sel-sel darah, salah satunya adalah sel darah putih. Masih ingatkah kamu macam-macam sel darah putih? Sel darah putih yang memiliki peranan utama dalam sistem imunitas atau kekebalan tubuh adalah limfosit yang akan berkembang menjadi makrofag. Perkembangan limfosit menjadi makrofag dilakukan oleh monosit.

1. Makrofag

Makrofag menjalankan fungsinya sebagai sistem imun dengan melakukan fagositosis terhadap bahan-bahan asing atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Proses fagositosis terjadi dengan cara mengelilingi, kemudian memakan dan menghancurkan antigen tersebut, proses ini merupakan bagian dari reaksi peradangan. Makrofag juga mempunyai peran yang penting dalam imun adaptif, dalam hal ini makrofag akan mengambil antigen dan mengantarkannya untuk dihancurkan oleh komponen-komponen imun lain dalam sistem imun adaptif.

2. Limfosit

Apabila dilihat di bawah mikroskop, maka akan tampak bahwa limfosit mempunyai bentuk yang sama, tetapi memiliki fungsi yang berbeda-beda. Limfosit dapat dibagi menjadi dua macam,yaitu limfosit B dan limfosit T. Kehidupan limfosit T dimulai di dalam sumsum tulang, dan segera menuju ke timus untuk berdiferensiasi lebih lanjut dan siap menjalankan fungsinya. Limfosit B diproduksi dan dewasa di dalam sumsum tulang, namun aktif menjalankan peran sebagai imunitas bila sudah meninggalkan sumsum tulang.

Sistem imun memiliki tugas utama, salah satunya adalah membentuk pertahanan terhadap benda-benda asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Sumsum tulang dan timus secara umum berperan untuk sistem pertahanan. Sebelum menjalankan fungsinya, limfosit B maupun limfosit T keluar dari sumsum tulang dan timus berada di jaringan-jaringan tubuh, seperti limpa, kelenjar limfa dan tonsil. Apabila ada antigen, misalnya bakteri yang berada pada jaringan, maka oleh cairan limfa dibawa ke kelenjar limfa. Di kelenjar ini, bakteri akan dihancurkan oleh makrofag melalui suatu proses yang puncaknya terjadi respon imun humoral atau respon diperantarai sel, atau kedua-duanya.

Respon imun sel dilakukan oleh limfosit T. Jika limfosit T kebal terhadap suatu antigen tertentu, dan menjumpai antigen itu kembali maka limfosit T akan mempersiapkan sel-sel lain, misalnya makrofag untuk bertindak. Peranan limfosit B adalah memproduksi antibodi. Dalam respon humoral yang dilakukan limfosit B memerlukan bantuan limfosit T juga. Dengan limfosit T memungkinkan limfosit B yang spesifik bagi suatu antigen, untuk memperbanyak diri dan berkembang menjadi sel-sel plasma. Sel-sel plasma inilah yang mensekresikan antibodi.

3. Reseptor Antigen

Salah satu karakteristik imunitas adaptasi adalah kekhususan spesifikasi. Spesifikasi, artinya setiap zat anti yang dihasilkan oleh tubuh hanya mampu untuk melawan antigen tertentu. Di antara respon tersebut adalah menyesuaikan tipe yang spesifik dari antigen. Limfosit akan memproduksi reseptor antigen, yang memiliki struktur yang spesifik untuk mengikuti dan sesuai dengan struktur antigen seperti kunci dan gemboknya. Limfosit dapat membuat berjuta-juta macam reseptor antigen.

4. Sel Pengenal Antigen

Saat antigen memasuki tubuh, ada suatu molekul transpor yang bertugas mengenali antigen tersebut untuk limfosit T. Molekul transpor tersebut adalah Major Histocompatability

(MHC) dikenal dengan molekul MHC. Molekul MHC kelas 1 berfungsi sebagai pengenal antigen untuk sel T pembunuh, dan molekul MHC kelas II sebagai pengenal antigen untuk sel T pembantu.

Pengenalan terhadap benda asing merupakan ciri khas yang dimiliki sistem imunitas dalam tubuh. Tubuh mampu membedakan kuman tertentu sehingga respons kebal yang dihasilkan juga berbeda. Misalnya, tubuh mampu membedakan kuman campak dan cacar. Hal ini, menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh mempunyai daya ingat terhadap benda asing atau antigen yang menyerang tubuh. Sel tubuh yang memiliki kemampuan untuk mengingat benda asing yang pernah menginfeksinya disebut sel memori.

Unsur Pembentuk Bumi

Dalam sistem tata surya yang besar, bumi memiliki keunikan tersendiri. Bumi mempunyai kehidupan, air dan permukaan yang terus-menerus berubah, termasuk lapisan tipis kerak bumi yang berbatuan di bawah kaki kita. Bagian-bagian dari bumi yang dapat dilihat hanya sebagian kecil dari keseluruhan planet yang sebenarnya. Di bawah kerak bumi terdapat selimut bumi yang tebal dan berlapis-lapis, bebatuan dan dibagian tengah bumi terdapatinti logam yang sebagian berbentuk cair dan sebagaian lain berbentuk padat.

Bumi dikelilingi oleh wilayah magnetis yang berubah seiring dengan perubahan waktu dan menghapuskan radiasi kuat matahari yang membahayakan kehidupan manusia. Lapisan kerak silikat yang berbatuan terbungkus dalam kumpulan air dan gas atmosfer yang hampir seluruhnya berasal dari erupsi gunung berapi. Lapisan kerak terbuat dari unsur-unsur lempeng yang bergeser secara perlahan, selama jutaan tahun pergeseran ini mengubah bentuk benua ketika lempeng lapisan tersebut saling berinteraksi.

Bahan Dasar Bumi
Selain terdiri dari air, udara dan batuan, sebagian selimut bumi bagian atas dapat terlihat pada permukaan muntahan magma gunung berapi. Lebih sulit untuk mengetahui unsur logam pada bagian inti bumi, bagian tersebut adalah bagian terpadat karena berada dalam tekanan yang besar.

Inti bumi yang cair diperkirakan terbuat dari besi cair, dianggap mengalir dan alirannya menyebabkan arus yang menghasilkan medan magnetis bumi.
Inti bumi yang padat , tekanan yang sangat besar di pusat bumi menyebabkan besi lebur yang menjadi inti bagian luar tertekan sampai suatu titik dimana besi tersebut berubah menjadi padat.

Gas atmosfer adalah bagian yang sangat kecil dari 1 persen keseluruhan massa bumi. Atmosfer yang paling padat berada dekat dengan permukaan bumi dan semakin jauh semakin berkurang kepadatannya. Kebanyakan molekul gas ditarik ke permukaan oleh gravitasi bumi.

Jumlah keseluruhan inti bumi 16 persen dari total volume bumi dan 31 persen dari total massa bumi

Air
- sekitar 0,1 persen dari total volume bumi
- 0,02 persen dari total massa bumi
- menutupi tiga perempat dari permukaan bumi

Es dalam bentuk gletser dan lempengan
sekitar 0,002 persen dari total volume bumi. 0,003 persen dari total massa bumi. Lempengan es yang ada sekarang merupakan peninggalan dari zaman es dari dua juta tahun yang lalu.

Lapisan kerak
- 0,8 persen dari total volume bumi
- 0,4 persen dari total massa bumi
- kerak lautan kebanyakan berasal dari batuan basal yang terbuat dari silikat yang kaya akan besi dan magnesium
- kerak benua adalah granit yang berkembang dari kerak basal lautan.